Daud & Goliath

Daud & Goliath
26 Januari 2014
Ditulis dari Kotbah Pdt Petrus Agung Purnomo

Penulis Raja Pardamean Nhp

David & Goliath

Bila kita membaca dan mempelajari budaya setiap bangsa, setiap kali bangsa itu menunjukan kekayaannya dengan simbol binatang tertentu, menunjukan kekuatan, kecerdasan. Bangsa China memiliki simbol naga dengan warna bermaca-macam memiliki cakar kuat. India menggunakan simbol Harimau dan banteng perkasa. Di Negara Eropa menggunakan simbol Singa, Amerika menggunakan simbol Rajawali dan bangsa kita Indonesia menggunakan simbol Garuda.

Tetapi kita punya Raja di atas segala raja. Raja dengan simbol domba, simbol yang tidak punya kekuatan membela diri, tidak ada tanduk, tidak ada cakar, kelihatan tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa, tetapi itu justru kemenangan luar biasa. Cara berpikir, bertindak berbeda dengan apa yang dunia punya tidak kita gunakan. Yesus berkata: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu (Yoh14:27).” Kasih tidak pernah gagal (love never fails). Hati kita melekat pada TUHAN, Anak domba ALLAH memang luar biasa.

Saya berdoa di dalam nama YESUS, jalan sebagai Anak domba itu adalah jalan kami, terima kasih TUHAN, biarlah roh hikmat dan pengertian bekerja di dalam kami dan namaMu dipermuliakan lewat hidup anak-anakMu. Di dalam nama TUHAN YESUS, semua kita berkata.. Amen! Amen!

Terima kasih yang sudah mengambil bagian menolong saudara-saudara kita yang mengalami banjir dengan dapur umumnya. Terus berdoa buat provinsi dan bangsa ini, dan tidak ada yang menderita dengan alam seperti ini. Anugerah TUHAN dicurahkan. Kami masih siaga, kita tidak usah gunakan kembali karena TUHAN sudah bereskan. Kita bersyukur, dapur kita bekerja dengan luar biasa, semua yang ambil bagian TUHAN memberkati.

Hari Jumat, tanggal 14 Pebruari 2014 pada pukul 18.00 WIB ada acara Valentine, buat Valentine Super Day, dihadiri Sean Indonesia Idol. Tiket gratis, undang dengan membawa teman lain, yang galau dibawa, biarkanlah mereka menerima Kasih TUHAN YESUS. Yang umur di atas 50 tahun boleh silahkan datang untuk membangkitkan memori. Satu undangan untuk satu pasang.

Hari ini kita belajar, Kisah Daud dengan goliath. Kenyataan seperti gambar ini Daud kecil goliath besar. Mengapa dibuat seperti ini? Kenyataannya seperti ini. Di rumah baca seluruh pasal. Bagi yang sekolah minggu tahu membaca Alkitab, banyak yang tidak mampu membaca Perjanjian Lama karena tidak memahami secara utuh. Daud, seorang anak kecil umur tujuh belas tahun, menghadapi raksasa tua, pengalaman perang, pendekar senior dari filistin, itu bukan lawan yang gampang.

Di hadapan TUHAN, ketika goliath menantang Daud, TUHAN geli tidak tega dan berkata: “Malulah kalau yang kecil bertempur melawan yang besar.” Saya menunjukan, kalau Roh TUHAN bekerja, mengesksplor kalau TUHAN melatih hidup kita.

1Sam17:1-11. Orang Filistin mengumpulkan tentaranya untuk berperang; mereka berkumpul di Sokho yang di tanah Yehuda dan berkemah antara Sokho dan Azeka di Efes-Damim. Dan seterusnya..
Kemudian Ayat 22-51 dari 1Sam17.

Ada faktor yang tidak boleh diabaikan karena ini adalah segala-galanya yaitu baca 1Sam16:13. Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.

Saudara sekalian, anda harus mengerti sesuatu kisah yang berbeda sekali, bukan hanya orang Kristen orang dunia tahu, sekalipun ada posisi yang tidak seimbang dan ini memang tidak seimbang. Pihak mana yang tidak berdaya. Daud sejak diurapi, sejak hari itulah Roh TUHAN berkuasa atas Daud, pegang ini, maka warna Roh TUHAN berkuasa dalam hidupnya lebih dominan. “Warna Roh TUHAN bekerja memasuki kehidupan, bekerja mengendalikan hidup kita itu maka menjadi skill dalam hidup kita (mujizat dalam TUHAN bekerja dengan kuat).

Ada beberapa fakta:
Pertama: Di hadapan TUHAN tidak ada lawan yang besar.

Alkitab mengatakan ada dua bukit dengan dua pasukan, di tengah-tengahnya lembah. Bukit yang satu goliath dengan pasukannya demikian juga dengan bukit yang lain Saul dengan pasukannya. Selama 40 hari tidak terjadi pertempuran, sebab sama-sama tahu, siapa yang mulai menyerang akan ditumpas bersama. Kalau Filistin menyerang harus turun bukit kemudian naik ke arah pasukan Israel. Pasukan jaman itu kalau posisi di bawah rentan sekali, mudah dihabisi. Kedua pasukan mengerti kalau tidak ada yang memulai, mereka mengerti dan harus diselesaikan pertempurannya. Mereka panggil goliath, raksasa besar, kekuatannya luar biasa, bahkan beberapa ahli melakukan penelitian bahwa pedangnya bisa menghancurkan perisai lawan sampai jebol. Semua yang dikenakan yaitu senjata goliath itu luar bisa, dan ia menghina orang Israel mengutuki dengan dewanya. Dan tidak ada satupun punya nyali menghadapinya. Goliath tidak kreatif, ngomongnya selalu sama dan membuat orang Israel ketakutan. Setan tidak kreatif, manusia jatuh karena hal yang sama. Ketakutan karena intimidasi yang sama. Goliath teriak-teriak selama 40 hari. Saul berpikir: “habis kita!” Tidak punya nyali, tidak ada keberanian sampai ia buat pengumuman. Bila ada yang berani, maka akan diberi uang, menjadi mantu raja dan bebas pajak. Tetapi pasukannya punya nalar, mereka menyadari karena mereka tidak akan dapat berbuat apa-apa. Tidak ada yang berani dan semua pasukan tetap berdiri berbaris. Kalau menghadapi kenyataan seperti itu, kita berkata: “Ini terlalu besar, butuh kekuatan untuk mengalahkan goliath.”

Keadaan musuh sebesar apapun tidak ada yang sempurna, selalu ada titik lemah yang bisa dikalahkan. Cuma satu yang sempurna , yaitu TUHAN, kalau kita jadi besar, jangan berpikir aman selamanya.

Butuh ribuan tahun untuk mengumpulkan sesuatu hal seperti tersebut di atas. Kedokteran dan teknologi berkembang. Mereka bertanya: “Goliath ini siapa? Keadaannya bagaimana?” Mulailah dokter-dokter di dunia ini melakukan riset dengan sumber baca Alkitab. Walaupun tidak ditemukan tengkorak dan DNAnya, kesimpulannya adalah bahwa:
Goliath punya kelemahan, dia punya penyakit akromegali yang adalah tumor jinak di bagian otak (pituitari), penyakit ini menimbulkan hormon pertumbuhan berlebihan (over), sehingga badannya besar, bukan bongsor tetapi karena penyakit. Menurut en.wikipedia.org (2014), Acromegaly adalah sindrom yang terjadi ketika kelenjar hipofisis anterior memproduksi hormon pertumbuhan berlebih (GH). Sekitar 90-95% kasus acromegaly disebabkan oleh adenoma hipofisis dan paling sering mempengaruhi orang dewasa setengah baya, Acromegly dapat mengakibatkan cacat parah, kondisi komplikasi serius, dan kematian dini jika dicentang. Penyakit yang sering juga dikaitkan dengan gigantisme, sulit untuk mendiagnosis pada tahap awal dan sering tidak terjawab selama bertahun-tahun, sampai perubahan fitur eksternal, terutama wajah, menjadi nyata dengan waktu rata-rata dari perkembangan gejala awal untuk diagnosis menjadi dua belas tahun.

Yang menarik, penyakit ini membuat syaraf mata terhimpit, melihat tidak jelas. Tengkorak di dahi menipis oleh karena penyakit ini. Dari mana para dokter mengerti, dari Alkitab. Dalam bahasa Indonesia, Orang Filistin itu berkata kepada Daud: “Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?” (1Sam17:43).Memang Daud membawa satu tongkat.

Dalam bahasa Inggris, The Philistine said to David, “Am I a dog, that you are coming after me with sticks?” (1Sam17:43). Bukan stick (tongkat) tetapi sticks (tongkat-tongkat). Goliath teriak: “Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat-tongkat. Kelihatan lebih dari satu, ini blaur, koq banyak tongkat, para dokter menyatakan bahwa matanya kabur. Ini kesimpulannya, goliath melihat tidak jelas. Daud bawa satu tongkat tetapi dilihat banyak oleh goliath.

Kalau bertempur biasa bawa satu perisai, ada yang dibawa perisainya itu sebagai tanda kehormatan. Tetapi ini mencurigakan, mata kabur, badan besar dan yang membawa perisainya adalah penuntunnya, goliath tidak melihat musuhnya. Kalau pendekar ini dituntun. Supaya kelihatan dia bawa perisai. Ini kondisi goliath? Apakah ini menakutkan? Menakutkan kalau berperang dengan cara yang sama.

Semua yang besar dalam keadaan apapun, benteng sekuat apapun ada lobangnya, tetapi yang bersama kita sempurna, utuh yaitu TUHAN.

Dalam menghadapi persoalan tidak membuat engkau punya nalar dan berkata: “Saya tidak bisa apa-apa.” Selalu ada jalan, ada titik lemah, menghasilkan kemenangan. Mengerti dari sejak saat itulah Roh TUHAN berkuasa. Dengan satu kenyataan ini saja sudah tidak imbang perang tersebut. KemahaTUHANan menyertai kita, persoalan kita tidak ada apa-apa artinya di hadapan TUHAN. TUHAN menyertai kita, TUHAN sebagai pencipta alam semesta.

Kedua: Hadapilah aku (tahu kekuatannya).

Daud tidak mengerti menggunakan senjatanya, mau ditempatkan di mana? Ketika goliath menantang, TUHAN geli, wong koyo ngono, ia tidak mengerti dalamnya. Yang membuat 40 hari orang Israel takut padahal pendekarnya blaur. Berapa banyak ketakutan kita hanya karena melihat jarak jauh dan tidak mengerti. Apapun yang menghadapi kita, tidak ada yang bertahan, karena TUHAN menyertai kita dan bisa kita tundukan dalam nama YESUS.

Mengapa raksasa rabun, kabur, blaur ini membuat orang yang sehat takut? Sebab dia berkata: “Hadapi aku!” Dia sudah tahu jenis pertarungan. Kalau kita bertemu orang yang seganas Mike Tyson, sekarang jadi pelawak, menulis buku from zero to zero. Terakhir jadi pemungut sampah, ada perempuan yang peduli kepadanya akhirnya dikawininya, ia menjadi pelawak di Las Vegas, dan menceritakan kebodohannya sendiri. Mari bertanding tetapi bila masuk di ring Tyson, bila waras, jangan masuk di ring sama, saudara dan saya tidak tahan dengan pukulannya. Kalau menghadapi yang besar, jangan ikuti permainannya, masalahnya semua mengiyakan perkataan, harus dihadapi. Itu sebabnya Saul memberikan baju zirahnya kepada daud. Kakaknya berkata dia pemberani. Ketika dicoba, untuk berjalan juga susah.

Kalau yang satu blaur, yang satu kesulitan jalan, perang apa? Kacau! Mengapa dia berteriak hadapi aku, mereka tidak tahu kondisinya, hanya takut dengan senjata dan suaranya. Lawan sebesar apapun jangan perang dengan senjata yang sama, bawa ke arena yang lain. Ada orang yang menghadapi lawan yang berat dengan menggunakan jalur hukum, dan lawannya juga meggunakan yang sama. Dan ada yang beberapa menggunakan cara itu, akhirnya habis.

Perang Amerika melawan Inggris, George Washington menggunakan taktik yang sama. Dengan barisan marching band, di belakangnya tentara infanteri. Bedanya pasukan George Washington itu petani sedangkan Tentara Inggris prajurit terlatih. Tentara kemerdekaan Amerika habis. Kemudian dia merubah menjadi perang gerilya, dengan itu mengalahkan lawan yang besar dan cangih. Sering kali kita perang dengan seperti senjata yang lawan gunakan. Kalau cara dunia, kita akan habis, dunia tampar pipi, kita balas tampar pipi, anda akan habis. Perang dengan cara berbeda, senjata kita adalah love never fails. Beberapa orang Kristen, bodoh mengikuti ritme musuh seperti petinju masuk ring, kecuali memang anda bosan hidup. Bawa ke arena yang lain, bawa papan catur, suruh main, anda akan jadi pemenang karena dia tidak bisa. Seseorang tidak bisa menang atas semua. Hanya menguasai satu sampai dua hal. Jangan pernah menghadapi lawan dengan cara yang sama.

Ketiga: Perhatikan, selama Daud belum berperang ia menggembalakan dombanya dan terlatih menggunakan pengumban.

Ini sebuah peperangan yang tidak seimbang. Untuk siapa? Karena tidak sebanding dengan apa yang dimiliki. Di abad kedua puluh dan kedua puluh satu, para ahli militer membuat penelitian yang terjadi sekian ribu tahun lalu. Peperangan Daud dengan goliath tidak imbang. Keunggulan Daud lebih besar dari goliath.

Jaman dulu, ada tiga kategori prajurit, yaitu infanteri (berat dan ringan), kavaleri (berkuda, onta), artileri (meriam, rudal, pemanah dan pengumban bila jaman dulu).

Pengumban itu seperti apa? Baca Hak20:16, Dari segala laskar ini ada tujuh ratus orang pilihan yang kidal, dan setiap orang dari mereka dapat mengumban dengan tidak pernah meleset sampai sehelai rambutpun. Daud bisa menghadapi Singa. “Aku sudah pernah membidiknya” kata Daud. Menunjukkan skill full.

Setiap saat TUHAN menunjukan kita di suatu tempat, penempatan TUHAN itu untuk melatih skiill anda.

Contoh, teman-teman door keeper, diajak TUHAN untuk melihat manusia. Suatu ketika bertugas coba perhatikan keluarga yang hadir, lihat suaminya senyum, isterinya merengut, katakan: TUHAN sertai hatinya. Hati suami itu seperti lemari dengan pintu-pintunya, yaitu pintu kerja, gereja, tetangga, isteri. Sedangkan isteri, hatinya seperti lemari satu pintu dicampur isinya, ketika dibuka maka ambruk semua ketika ketemu orang apapun itu. Sama dengan bagian mendoakan, ketemu customer, tahu mendoakan, membuat isterinya cekakakan akhirnya dapat order. Kita tidak mungkin bisa menyapa setiap orang, tetapi itu sama untuk tugas yang lain, bisa dipelajari.

Dengan berkotbah itu juga belajar, yang ngantuk saya tahu, yang semangat nyerap saya ngerti. Jadi kameramen juga belajar. Semua yang TUHAN taruhkan dalam tugas, perhatikan, selalu ada skill yang TUHAN taruh.

Pelajari, karena akan datang saatnya, goliathku datang, itu artinya promosi besar. Setiap anak TUHAN melewati satu grace dan menang ia menjadi champion.

Daud ketika berhadapan dengan binatang buas, pengumban ini tidak asing baginya karena skillnya sudah terlatih. Satu rambutnya pun tidak meleset. Apalagi ini sasaran yang terlalu gede. Diteliti batunya meluncur. Batunya meluncur dengan kecepatan 122 km/jam, bagaimana kalau menabrak dengan kecepatan secepatnya itu? Kalau rambut tidak apa-apa. Kalau dahi? Batunya yang dipakai mengandung barium sulfat kerapatannya 4,2 gr/cc. Kalau batu biasa 2,4 gr/cc. Jadi nyaris seperti logam, ini tidak seimbang. Pendekar tua, motonya blaur, kalau dekat baru bisa melihat, tetapi jarak jauh tidak kelihatan. Yang seperti dihadapi ini seorang sniper. Tidak imbang, makanya DAUD lebih besar daripada goliath? Taklukkan diri saudara, musuhmu tidak imbang, saya menangkap. Makanya TUHAN geli dan malu, goliath-goliath tidak ada yang kecil, lebih muda dari Daud. Itu sniper, tembak tepat. Siapa bilang TUHAN tidak luar biasa? Kalau tidak diijinkan TUHAN? Bapaku tidak lalai, apakah mentang-mentang aku paling kecil sehingga tidak diajak perang, hanya ngurusi domba, dia sadar, ternyata ini pelatihan luar biasa. Tetapi kalau ngurusi layangan dan ini putus, tidak ada jamannya ngurusi layangan. Apapun yang dihadapi, bosan, tiba-tiba ini sebuah pelatihan yang luar biasa.

Seperti pasukan infanteri menghadapi sniper. Kalau menyembah TUHAN yang hidup, YESUS yang luar biasa, tidak seimbang. Jika ALLAH di pihak kita, siapa lawan kita. Kalau TUHAN di pihak kita siapa lawan kita.. tdk ada.. Ini perang tidak seimbang. Goliath, tidak seimbang menghadapi Daud yang terlatih dan terdidik. Para ahli sedang melihat batu licin khusus. Dipilih oleh Daud yang dikuasai Roh TUHAN maka akan menang.

Keempat: Kelemahan goliath.

Ada kemarahan dan kesombongan dari goliath yang mengerjakan ini. Sudah keadaannya parah, yakin menang, perkasa, terjebak dalam kesombongan. Ketika Daud datang menghadapinya dan ia berkata: “Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat-tongkat?” Kesombongan membuat mata rohaninya jadi buta. Mohon kerendahan hati, tolonglah saya maka semua jadi mudah. Jangan pernah membiarkan apapun terjadi dan membebani kita, membuat mata kita menjadi berat.
Saya di Karang Anyar dengan pak Tim, berbicara dengan sekian pendeta. Bicara dari hati ke hati dengan kesaksian masing-masing. Saya terharu, ada pasukan-pasukan TUHAN yang hidup sendiri, dan kita diberi kesempatan luar biasa. Ajak doa dan terima kasih atas perjuangan mereka.

Ketika saya kecil, rambut cepat panjang. Dan dipotong ke tukang pangkas rambut Madura. Saya punya tukang pangkas langganan, bila anda dipangkas maka anda kelihatan muda, dipijit, dan diurapi. Promosi? Oh tidak dapat komisi. Saya potong rambut madura. Saya mangalami, ini cerita “ada kebenaran.” Ada sebuah kampung dengan lorong panjang, ada tukang pangkas rambut si A. Jadi ketika dibuka, ramai pelanggannya, di ujung lorong lain bukalah si B. Kemudian datanglah seseorang menciptakan masalah. Si A dibilangin: “ehh.. ada potong rambut di sana, pelangganmu banyak ke sana. Lihat, kabarnya pelangganmu pada pindah.” Kata si A: “Oh begitu, okey…” Dia buat spanduk potong rambut + minum. Kemudian si B dengar bahwa si A potong rambut plus minum. Si B buat spanduk potong rambut + minum + cemilan. Si A buat spanduk potong rambut + minuman + cemilan + nonton film gratis. Si B buat spanduk potong rambut + minuman + cemilan + nonton film gratis + bisa karaokean. Si A buat spanduk potong rambut + minuman + cemilan + nonton film gratis + bisa karaokean + dipijit gratis. Akhirnya si B buat spanduk potong rambut + minuman + cemilan + nonton film gratis + bisa karaokean + dipijit gratis + muleh disangoni… Itu persaingan dagang atau emosi? Akhirnya nanti bisa kalah dari tukang pangkas dari rumah ke rumah.

Kalau kemarahan menguasai, membuat pandangan kabur dan tidak bisa berbuat apa-apa. Mari pandang TUHAN, bila TUHAN di sisi kita siapa lawan kita? Mari percaya, terima mujizat, karena TUHAN menyertai hidup kita, sesuatu yang ajaib akan terjadi dalam hidup kita. Jika TUHAN di pihak kita, siapa lawan kita? Tidak ada karena TUHAN membuat semuaNya menjadi ajaib. Amen!

By His Grace,
Pastor Petrus Agung Purnomo

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s